Monday, October 16, 2017

Pengertian Kekerasan

Definisi Kekerasan

Kekerasan adalah salah satu karakter material yang memungkinkan material tersebut menahan deformasi plastis. Selain itu, kekerasan juga diartikan secara sederhan sebagai ketahanan suatu material terhadap bending, goresan, atau pemotongan.

Kekerasan bukanlah karakter intrinsik material yang ditentukan oleh definisi unit-unit fundamental seperti massa, panjang, dan waktu. nilai dari sebuah kekerasan adalah hasil dari sebuah prosedur pengukuran yang sudah ditentukan.

Uji Kekerasan

Kekerasan dari sebuah material sudah sejak lama diuji dengan menunjukan ketahanan material tersebut terhadap goresan atau pemotongan, misalnya ketika material a bisa menggores material b, sedangkan material b tidak bisa menggores material a maka a didefinisikan lebih keras dari pada material b.

Kekerasan relatif dari suatu material bisa diperoleh melalui referensi dari skala mohs. Skala mohs menunjukan urutan atau ranking dari kemampuan suatu material untuk menahan goresan oleh material lainnya. Beberapa metode yang mirip untuk mengukur kekerasan relatif suatu material masih banyak digunakan saat ini.

Uji untuk mengukur kekerasan relatif seperti yang ditulis diatas, sangat terbatas pada penggunaan praktisnya dan tidak menunjukan hasil yang akurat. Selain itu, dengan semakin bervariasinya material sekarang, parameternya menjadi bias. Metode yang biasa digunakan untuk mendapatkan nilai kekerasan dengan mengukur kedalaman atau luas area hasil indentation yang membekas oleh sebuah indenter dengan bentuk yang spesifik, dengan kekuatan spefisik dan waktu yang spesifik juga.

Ada tiga prinsip standar metode tes untuk menunjukan hubungan antara kekerasan ukuran impression, yaitu brinell, vickers, dan rockwell. Untuk praktik dan alasan kalibrasi, tiap metode ini dibagi atau dibedakan kedalam tiga rentangan skala, yang didefinisikan oleh kombinasi beban yang diberikan dan geometri indenter.

Uji Kekerasan Mikro

Uji kekerasan mikro atau microhardness test didefinisikan secara umum sebagai tes kekerasan terhadap material dengan beban yang rendah. Selain itu, microhardness berarti kekerasan material tersebut sangat kecil dibandingkan bebannya. Istilah lain untuk microhardness ini adalah microindentation hardness testing. Dalam test ini, indenter intan dengan bentuk speifik ditekan pada permukaan spesimen yang diuji dengan menggunakan ukuran beban yang sudah ditentukan atau diketahui.

Ada dua uji kekerasan mikro yang paling umum, uji vickers dan uji knoop. Dalam uji microindentation, nilai kekerasan diukur berdasarkan indent yang berbekas atau berbentuk di permukaan spesimen yang diuji. Nilai kekerasan didasarkan pada area permukaan dari indent itu dibagi oleh beban yang diberikan dan satuannya kgf/mm².

Knoop hardness number (KHN) adalah rasio dari beban yang diberikan kepada indenter, P (kgf) terhadap daerah yang diproyeksikan (unrecovered projected area) A (mm²). Skema indentasi knoop ditunjukan pada gambar 1.
KHN = F/A = P/CL²

Dimana :
F  = beban yang diberikan (kgf)
A  = daerah yang diproyeksikan (unrecovered projected area of the indentation) (mm²)
L  = panjang diagonal hasil indentasi (mm)
C  = 0.07028 = konstanta dari indenter terhadap area yang diproyeksikan terhadap nilai dari panjang diagonal.

Gambar 1. Skema Indentasi Knoop

Nilai dari vickers adalah beban yang diberikan (kgf) dibagi oleh area permukaan dari indentasi (mm²).

Pada uji vickers, kedua diagonal diukur dan nilai yang digunakan untuk perhitungan nilai piramida vicker adalah nilai rata-rata diagonal tersebut.

Sedangkan dalam uji knoop, hanya diagonal yang paling panjang yang diukur, dan kekerasan knoop diukur berdasarkan area yang ditargetkan oleh indent dibagi oleh beban yang diberikan. Satuannya juga kgf/mm². Skema indentasi vickers ini ditunjukan pada gambar 2.

Gambar 2. Skema Indentasi Vickers

Prosedur uji mikroindentasi vickers sama dengan uji makroindentasi vickers dengan menggunakan piramida yang sama. Uji knoop menggunakan piramid yang diperpanjang untuk indent sampel material. Piramida yang diperpanjang akan menghasilkan impression yang dangkal, sehingga akan sangat menguntungkan dalam mengukur kekerasan sebuah material yang brittle atau komponen yang tipis. Indenter knoop dan vickers diharuskan untuk di poles dulu di permukaannya agar menghasilkan hasil yang akurat.

Sunday, October 15, 2017

Pengertian Struktur Mikro

Struktur Mikro

Struktur mikro merupakan struktur yang dapat diamati dibawah mikroskop optik. Meskipun dapat pula diartikan sebagai hasil dari pengamatan menggunakan scanning electron microscope (SEM). Mikroskop optik dapat memperbesar struktur hingga 1500 kali.

Untuk dapat mengamati struktur mikro sebuah material oleh mikroskop optik, maka harus dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :
  1. Melakukan pemolesan secara bertahap hingga lebih halus dari 0,5 mikron. Proses ini biasanya dilakukan dengan menggunakan ampelas secara bertahap dimulai dengan grid yang kecil (100) hingga gird yang besar (2000). Dilanjutkan dengan pemolesan oleh mesin poles dibantu dengan larutan pemoles.
  2. Etsa dilakukan setelah memperluas struktur mikro. Etsa adalah membilas atau mencelupkan permukaan material yang akan diamati ke dalam sebuah larutan kimia yang dibuat sesuai kandungan paduan logamnya. Hal ini dilakukan untuk memunculkan fasa-fasa yang ada dalam struktur mikro.

Metalografi

Metalografi adalah cara untuk melihat struktur mikro dari sebuah paduan. Metalografi juga dilakukan untuk melihat fasa, persen fasa, ukuran butiran, pemeriksaan mikro memberikan informasi karakteristik-karakteristik struktural mikro seperti ukuran butiran, bentuk dan distribusi fasa-fasa kedua dan inklusi-inklusi non metalik.

Pengetahuan mengenai semua ini memberikan kemungkinan bagi seseorang ahli metalurgi untuk dapat memperkirakan dengan pertimbangan ketepatan sifat-sifat atau perilaku dari logam ketika digunakan untuk tujuan tujuan tertentu. Struktur mikro dalam batasan tertentu, mampu memberikan sejarah yang hampir lengkap dari logam tertentu yang telah mengalami perlakuan mekanik maupun perlakuan panas.

Di industri-industri bahan dan metalurgi, analsisi struktur mikro digunakan secara luas untuk spesifikasi bahan, kendali mutu bahan, evaluasi proses dan analisis kerusakan logam.

Fungsi Struktur Mikro

Pengamatan struktur mikro dilakukan untuk mengetahui kondisi mikro dari suatu logam. Pengamatan ini biasanya melibatkan batas butir dan fasa-fasa yang ada dalam logam atau paduan tersebut.

Saturday, October 14, 2017

Definisi Perlakuan Panas (Heat Treatment)

Perlakuan Panas (Heat Treatment)

Perlakuan panas atau heat treatment merupakan proses mengubah sifat mekanik (terutama kekerasan, keuletan, dan ketangguhan) dari material (logam) dengan memodifikasi struktur mikro melalui proses pemanasan dan pengaturan laju pendinginan. Pada akhir proses ini terjadi pengubahan struktur mikro tanpa adanya pengubahan komposisi dari material.

Penentuan temperatur pemanasan dan laju pendinginan yang diberikan pada logam, sehingga diperoleh sifat mekanik dan struktur mikro yang diinginkan, berpendoman pada diagram fasa. Proses pemanasan dalam laku panas tidak boleh mencapai temperatur melting (garis solidus).

Proses perlakuan panas sangat penting untuk dilakukan mengingat fakta hampir semua komponen teknik yang terbuat dari logam memerlukan paling tidak satu tahap/siklus perlakuan panas agar diperoleh sifat mekanis yang diperlukan. Proses ini biasanya diterapkan mendekati suatu pada tahap akhir dari proses produksi logam. Misalnya adalah barang hasil forging, casting, pressing, dan pabrikasi perlu dilakukan panas sebelum dilakukan proses permesinan.

Adapun tujuan dari perlakuan panas ini adalah :

  1. Melunakan yaitu memperbaiki plastisitasnya dengan cara mengatur ukuran, bentuk dan distribusi konstituen mikronya
  2. Menghilangkan tegangan sisa yaitu untuk memungkinkan berlangsungnya relaksasi tegangan sisa hasil operasi sebelumnya
  3. Menghomogenkan yaitu untuk mendapatkan komposisi kimia yang seragam di setiap bagian material melalui difusi unsur-unsur
  4. Meningkatkan ketangguhan (toughness) yaitu meningkatkan kemampuan bahaya meyerap energi atau menahan tegangan yang tiba-tiba (impak) dalam selang plastis (atau untuk meningkatkan luas total daerah dibawah kurva tegangan-regangan)
  5. Memperkeras yaitu memungkinkan terjadinya gangguan terhadap pergerakan dislokasi pada bidang slip dengan cara memodifikasi struktur mikro (cara : penghalusan ukuran, butiran/grain refinement, quench hardening dan precipitation hardening)
  6. Meningkatkan ketahanan gesek (wear resistance) permukaan logam yaitu memperbaiki tahanan gesek permukaan dengan cara mendifusikan unsur-unsur interstisi seperti karbon dan nitrogen pada permukaan baja (carburizing, nitridizing, dan lain-lain.
Jenis tipe-tipe perlakuan panas ada beberapa macam, diantaranya :

1. Annealing
Merupakan suatu proses perlakuan panas pada material dengan cara memanaskannya pada temperatur dibawah daerah kestabilan fasa austenit (diatas garis Ac3 dan Acm) selama beberapa waktu lalu kemudian didinginkan secara perlahan ke temperature kamar. Struktur mikro yang terbentuk setelah proses annealing terdiri dari ferit perlit. Annealing biasa diterapkan pada material yang mengalami pengerjaan dingin (cold work). Adapun tujuan dari annealing antara lain adalah untuk menghilangkan tegangan sisa, melunakan baja, dan meningkatkan keuletan serta ketangguhan baja.

2. Stress relieving
Perlakuan panas stress relief bertujuan untuk menghilangkan tegangan sisa yang terbentuk pada saat proses permesinan, pengerjaan dingin, pengelasan, dan lain-lain. Adanya tegangan sisa pada logam dapat mengakibatkan terjadinya distorsi pada logam atau baja. Oleh karena itu, tegangan sisa ini harus dihilangkan atau dikurangi. Caranya adalah dengan memanaskan baja hingga temperatur dibawah temperatur transformasi (Ac1), ditahan selama beberapa waktu, kemudian setelah itu baja didinginkan menuju temperatur kamar.

3. Normalizing
Normalizing merupakan proses perlakuan panas yang dilakukan untuk menghasilkan ukuran butiran yang halus dan seragam. Selain itu, pada umumnya baja dinormalisasi untuk menghasilkan struktur mikro ferit dan perlit yang seragam. Perlakuan panas normalizing terdiri atas proses austenisasi pada 100-150⁰F diatas temperatur kritis (garis Ac3 untuk baja hypoeutectoid, Acm untuk baja hypereutectoid) yang diikuti dengan pendinginan udara (air cooling). Lama pemanasan pada temperatur austenisasi adalah sekitar satu jam untuk setiap ketebalan satu inci.

4. Spheroidizing
Untuk menghasilkan baja selunak mungkin, maka baja biasanya dipanaskan hingga diatas atau dibawah temperatur eutectoid (sekitar 100 ⁰F) kemudian hingga ditahan selama beberapa waktu. Struktur mikro yang terbentuk terdiri atas sementit yang terbentuk spheroid (spheroid sementite) didalam matrik ferit, untuk menghasilkan struktur sementit yang seragam, maka struktur awal naja biasanya adalah martensit karena karbon terdistribusi lebih seragam di dalam martensit dibandingkan pada perlit.

5. Hardening
Hardening biasanya dilakukan untuk menghasilkan baja dengan kekerasan dan kekuatan yang baik. Proses hardening akan mengakibatkan perubahan struktur kristal dari BCC (body center cubic) menjadi FCC (face center cubic). Perlakuan panas hardening terdiri atas dua tahap utama yaitu austenisasi dan quenching. Austenisasi merupakan pemanasan baja hingga temperatur austenitisasi lalu ditahan selama beberapa menit (biasanya 15-45 menit). Setelah penahanan pada temperatur austenitisasi baja kemudian didinginkan dalam sebuah media pendingin, atau yang lebih dikenal dengan quenching. Struktur mikro yang terbentuk setelah proses hardening biasanya terdiri atas karbida, austenit sisa, dan untempered martensite.

6. Tempering
Tempering dibagi menjadi empat tahap berdasarkan temperatur pemanasannya dan apa saja yang terjadi saat itu. Tahap pertama, pemanasan pada temperatur 80-160 ⁰C. Pada tahap ini terjadi presipitasi fasa karbida dengan karbon tinggi yang disebut karbida E (Fe₂,₇C). Konsekuensinya, karbon pada temperatur 230-300 ⁰C. Pada tahap ini terjadi pendekomposisian austenit sisa menjadi bainit, ferit, dan sementit. Namun kadang temperatur tempering tahap dua dapat lebih tinggi karena austenit sisa yang relatif stabil akibat adanya unsur paduan penstabilan austenit. Tahap ketiga, pemanasan pada temperatur 160-400 ⁰C. Pada tahap ini, terjadi pembentukan dan pertumbuhan sementit (Fe₃C). Karbida E (kabrida transisi) dan martensit berubah menjadi sementit dan ferit. Tahap terakhir, tahap keempat, pemanasan pada temperatur 400-700 ⁰C. Pada tahap ini terjadi pertumbuhan, pengkasaran dan spherodisasi sementit.

Wednesday, October 11, 2017

Pengertian Pelelehan Logam

Pelelehan Logam

Pelelehan adalah proses dimana terjadi perubahan fasa dari padat menjadi cair. Pelelehan biasanya dilakukan untuk merubah bentuk logam dasar. Selain itu juga pelelehan bertujuan untuk menyatukan beberapa unsur menjadi satu paduan. Proses pelelehan memerlukan temperatur tinggi, sehingga suatu unsur bisa melalui titik lelehnya. Tanur adalah tempat untuk mendapatkan kondisi temperatur tinggi dan tempat melakukan tempat pelelehan.

Dari sudut pandang termodinamika, pada titik leleh, perubahan energi bebas gibs material adalah nol, karena entalpi dari material meningkat. Fenomena pelelehan terjadi ketika energi bebas Gibbs dari cairan menjadi lebih rendah dari pada kondisi padat material tersebut. Pada beberapa variasi tekanan, hal ini terjadi pada temperatur spesifik. Pesamaannya adalah sebagai berikut :

Dari sudut pandang termodinamika, pada perubahan energi bebas Gibs (ΔG) pada material adalah nol, karena entapli (H) dan entropi (S) dari material meningkat (ΔH,ΔS > 0). Fenomena pelelehan terjadi ketika energi bebas Gibbs dari kondisi cairan material menjadi lebih rendah dari pada kondisi solid ketika solid. Pada tekanan yang bervariasi hal ini terjadi pada temperatur yang spesifik.
Hal ini dapat juga terlihat pada :

ΔS = ΔH / T

Dimana :
T      = Temperature pada titik leleh
ΔS   = Perubahan entropi pelelehan
ΔH   = Perubahan entalpi pelelehan

Pada proses pengecoran atau pamaduan, material yang dicor lebih dari satu unsur yaitu dalam keadaan paduan. Perbedaan karakteristik pembekuan paduan berbeda dengan logam murni adalah dalam hal :

  1. Pembekuan paduan biasanya berlangsung dalam selang temperatur tertentu
  2. Komposisi padatan yang terbentuk pada awal pembekuan berbeda dengan padatan yang terakhir membeku
  3. Mungkin terbentuk lebih dari satu fasa padat yang terpisah dari cairan.
Sekian dari saya tentang artikel Pengertian Pelelehan Logam terimakasih.

Tuesday, October 10, 2017

Definisi Paduan Intermetalik

Paduan Intermetalik


Salah satu jenis yang menjadi perhatian para penelti adalah material untuk kebutuhan dalam kondisi temperatur tinggi. Dalam lingkungan dengan temperatur tinggi, beberapa sifat material yang khas diperlukan. Sifat-sifat meterial yang diperlukan untuk penggunaan dalam temperatur tinggi itu diantaranya adalah :

1. Titik lebur tinggi
Titik lebur katerial harus melebihi temperatur operasi.

2. Stabilitas struktur mikro
Struktur mikro mununjukan sifat -sifat dari paduan logam. Kestabilan struktur mikro menunjukan sifatnpaduan tersebut.

3. Ketahanan lingkungan
Ketahanan terhadap lingkungan operasi diperlukan karena beberapa kondisi memerlukan suatu karakter yang spesifik untuk material, mengurangi proses pabrikasi dan perawatan, serta untuk menghemat biaya.

4. Ketahanan creep
Creep atau perayapan adalah deformasi terus menerus pada beban konstan dibawah tegangan luluhnya. Ketahanan perayapan ini biasanya menjadi hal sangat diperhatikan dalam meterial untuk penggunaan dalam temperatur tinggi.

5. Ketahanan lelah (fatigue dan thermal fatigue)
Diperlukan untuk perlakuan siklik (termal dan mekanik).

Sebenarnya jenis material yang paling cocok untuk lingkungan dengan temperatur tinggi untuk superalloy atau paduan super. Hanya saja paduan super ini tergolong mahal dari segi proses pembuatan maupun dari material-material yang di tambahkan ke dalam paduan. Keadaan ini menjadi pemicu bagi para peneliti untuk mengembangkan peneliti pada paduan intermetalik.

Salah satu cara mendesain paduan agar dapat membentuk senyawa intermetalik adalah dengan mengatur komposisi unsur-unsur pemadu, sehingga kekerasan dan keuletan dari paduan yang diharapakan bisa mencapai kondisi optimalnya masing-masing.

Paduan Fe-Ni dengan Al akan menghasilkan fasa-fasa intermetalik FeAl, Fe₃Al, dan NiAl. Paduan intermetalik memiliki kelebihan yang menyebabkan padauan ini mendapat perhatian lebih oleh para peneliti, diantaranya :
1. Memiliki kekuatan tinggi pada kondisi operasi teperatur tinggi
2. Ketahanan oksidasinya meningkat sejalan dengan peningkatan kadar alumunium.
3. Memilik struktur kristal order yang menyebabkan paduan ini memiliki ketahanan creep yang tinggi pada temperatur tinggi.

Analisis Fe, Ni, dan Al

Komposisi paduan dipilih berdasarkan pada beberapa kriteria : Fe sebagai logam dasar adalah untuk mengurangi biaya pembuatan paduan karena Fe mempunyai harga yang relatif murah. Penambahan Ni yang mencukupi adalah untuk memastikan komposisi mikrostruktur terdiri dari fasa 𝛽' dan fasa FCC fasa 𝛾 yang rendah difusifitasnya dibanding BCC fasa 𝛼. Sedangkan Al untuk memastikan volume fraksi yang besar dari fasa ductile untuk mendapatkan keuletan dan ketangguhan yang cukup.

Fasa 𝛽, 𝛽', dan 𝛾' dalam Fe-Ni-Al mempunyai sifat umum yang rendah nilai densitasnya dan mempunyai karakter yang baik untuk pemakaian di temperatur tiggi seperti kekuatan, ketahanan oksidasi, dan konduktivitas panas. Paduan Fe-Ni-Al mempunyai potensi untuk mengkombinasikan kekuatan pada temperatur ruang dan ductility-nya serta berpotensi juga untuk penggunaan pada temperatur tinggi dikarenakan fasa Ni₃Al. Diagram terner Fe-Ni-Al (% berat) ditunjukan pada gambar Ⅱ.1 sedangkan untuk diagram terner Fe-Ni-Al (% atom) ditunjukan pada gambar Ⅱ.2. berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, struktur mikro yang kemungkinan terlihat melalui mikroskop optik ditunjukan pada gambar Ⅱ.3.

Gambar 1. Diagram terner Fe-Ni-Al (% berat)

Gambar 2. Diagram terner Fe-Ni-Al (% atom)

Gambar 3. Struktur mikro paduan Fe-Ni-Al


Paduan Fe-Ni

Pengembangan superalloy Fe-Ni didasarkan pada baja tahan karat austentik. Paduan logam ini memiliki variasi komposisi yang menyediakan beberapa penguatan, seperti penguatan larutan padat (solid solution strengthening), penguatan karena endapan (precipitation strengthening) dan penguatan batas butir (grain boundary strengthening).

Unsur-unsur pemadu biasanya ditambahkan pada paduan Fe-Ni untuk memperbaiki sifat-sifat paduan ini. Kromium dan alumunium ditambahkan untuk meningkatkan ketahanan oksidasi, molybdenum dan tungsten untuk meningkatkan kekuatan paduan melalui mekanisme solid-solution strengthening. Titanium dan alumunium ditambahkan untuk membentuk senyawa intermetalik dengan nikel dan memberikan efek penguatan melalui mekanisme precipitation strengthening. Fasa-fasa yang bisa terbentuk pada paduan Fe-Ni ditunjukan melalui diagram fasa biner Fe-Ni pada Gambar Ⅱ.4.

Paduan dasar Fe-Ni dapat dibagi menjadi 4 kelas menurut komposisi dan mekanisme penguatannya, yaitu sebagai berikut :

1. Paduan yang diperkuat oleh endapan 𝛾' yang order. Lebih jauh paduan ini dibagi menjadi dua :
    a. Paduan kaya Fe dengan kandungan Ni yang relatif rendah (sekitar 25%), dan mengandalkan penambahan Ti (<2 wt%) untuk membentuk endapan penguat.
    b. Paduan kaya Ni (Ni>40wt%) dengan penguatan larutan padat yang cukup tinggi dan fraksi volume endapan penguat yang relatif besar.
2. Paduan kaya Ni dengan mengandalkan penguatan fasa kedua 𝛾' (Ni₃Cb)
3. Paduan kaya Fe dari sistem Fe-Ni-Co yang diperkuat oleh 𝛾'. Dalam paduan ini unsur penstabil Ferit dari pengurangan ini adalah menurunnya ketahanan oksidasi.
4. Paduan yang mengandalkan penguatannya pada kabrida, ditrida, dan borida.

Gambar 4. Diagram fasa Fe-Ni

Paduan Fe-Al

Paduan Fe dari paduan Fe-Al digunakan cukup luas karena kombinasi yang baik dari sifat-sifat mekanik dan magnetik. Disamping aplikasi sebagai material fungsional paduan Fe-Al juga atraktif untuk diaplikasikan sebagai struktur karena memiliki ketahanan yang lebih tinggi dibandingkan besi, ketahanan korosi yang tinggi dan tidak mahal. Paduan Fe-Al dengan kandungan Al yang cukup akan menghasilkan dua fasa order, yaitu DO₃ (Fe₃Al) dan B2 (FeAl).

Fasa Fe₃Al stabil pada temperatur yang lebih rendah, sedangkan fasa Fe-Al stabil pada temperatur yang lebih tinggi untuk kandungan Al<35%at. Pada temperatur tinggi, paduan Fe-Al akan membentuk larutan padat dengan struktur kristal BBC yang disordered. Besi dan alumunium dapat membentuk senyawa intermetalik dengan sifat yang berbeda-beda yang tergantung terhadap Al. Dari Diagram biner Fe-Al pada Gambar 5, empat fasa yang berbeda akan terbentuk, yaitu :
  1. Fasa 𝛼-Fe (A2), larutan padat yang disordered denga struktur kristal BBC dan Al dapat terlarut sampai dengan konsentrasi 20%at pada temperature kamar.
  2. Fasa 𝛾-Fe, larutan padat yang disordered dengan struktur kristal FCC dan Al hanya dapat larut sampai dengan konsentrasi>1.3%at.
  3. Fasa ordered FeAl dengan struktur kristal kubik (B2) mirip seperti CsC1 dan pembentukannya berasal dari transformasi 𝛼-Fe.
  4. Fasa ordered Fe₃Al dengan struktur kristal seperti BiF3 (DO₃) dan pembentukannya melalui transformasi dari fasa FeAl.
Besi aluminide dengan fasa Fe₃Al dan FeAl cukup menarik untuk dikembangkan menjadi kandidat sebagai material temperatur tinggi. Material ini sangat ekonomis dan mempunyai ketahanan aus yang baik, dan juga memiliki ketahanan oksida, sulfidisasi dan korosi yang baik.

Paduan intermetalik Fe₃Al merupakan material yang menjanjikan untuk digunakan pada temperatur tinggi karena cost yang rendah, ketahanannya meningkat dengan meningkatnya temperatur selama masih dibawah temperatur 600⁰C, disamping ketahanan oksidasi dan sulfidasi yang sangat baik. Namun, karena sifat duktilitasnya yang buruk menyebabkan paduan ini kurang dapat digunakan sebagai material struktur. Masalah ini kemudian diatasi dengan menambahkan Cr, proses termomekanik atau perlakuan permukaan. Perkembangan besar telah dilakukan dalam penelitian tentang paduan intermetalik Fe₃Al dalam 10 tahun terakhir. Semua yang dilakukan tersebut bertujuan untuk mengembangkan paduan intermetalik Fe₃Al secara intensif.

Gambar 5. Diagram fasa Fe-Al

Oksida-oksida yang terbentuk selama proses oksidasi yaitu Fe₂O₃/FeAl₂O₃. Dengan peningkatan kandungan alumunium dalam paduan akan menyebabkan semakin mudahnya pembentukan lapisan protektif Al₂O₃ dan akan menyebabkan paduan yang dihasilkan semakin tahan terhadap oksidasi pada temperatur tinggi. Penambahan unsur-unsur lain umumnya bertujuan untuk meningkatkan sifat fisik dari material, seperti kekuatan, ductility, ketahanan terhadap creep ataupun ketahanan terhadap fatigue.

Paduan Ni-Al

Nikel dan paduan logam dasar nikel menjadi sangat penting penggunaannya dalam industri modern karena ketahanannya terhadap kondisi operasi yang dikenakan seperti didalam lingkungan korosif, temperatur tinggi, tegangan yang berlebih, dan kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Ada beberapa alasan yang menyebabkan nikel mempunyai kemampuan tersebut. Nikel murni memiliki sifat ductile dan tangguh karena bentuk kristalnya FCC, nikel mempunyai ketahanan korosi pada atmosfer normal. Nikel adalah unsur yang serbaguna dan dapat dipadukan dengan banyak logam yang lain. Kelarutan padat yang sempurna antara nikel dan tembaga, kelarutan yang besar dengan besi, sehingga nikel dapat membuat banyak kemungkinan kombinasi paduan. Nikel merupakan logam dasar yang sangat baik untuk membuat paduan spesial. Fasa intermetalik dapat dibentuk antara nikel dengan beberapa pemadu yang akan menghasilkan paduan dengan kekuatan tinggi untuk pemakaian temperatur rendah maupun penggunaan pada temperatur tinggi.

Penambahan unsur-unsur pemadu (Al dan Ti) mengakibatkan munculnya fasa ℽ' [Ni(Al,Ti)] yang koheren sehingga dapat memberikan efek penguatan. Tetapi fasa ℽ dan fasa ℽ' memiliki parameter kisi yang berbeda. Perbedaan ini menghasilkan regangan koheren yang dapat menghalangi pergerakan dislokasi sehingga menghasilkan pengeseran presipitat. Unsur-unsur seperti kromium dan alumunium yang ditambahkan, bertujuan untuk meninkatkan proteksi terhadap hot corrosion dan oksidasi temperatur tinggi.

Prinsip utama yang penting yaitu bahwa semua material yang diekspos ke lingkungan temperatur tinggi secara kimia strukturnya dinamis dan tidak stabil. Fasa-fasa yang ada secara tetap bereaksi dan berinteraksi. Fasa-fasa yang dapat muncul berdasarkan diagram fasa biner Ni-Al yang ditunjukan melalui gambar 6 yaitu matriks ℽ, endapan ℽ' dan karbida.

a. Matrik Austenik
Matriks austenik ℽ memiliki struktur kristal FCC (face centered cubic), merupakan larutan padat yang terdiri dari Ni sebagai unsur utama dan unsur terlarut. Dari analisa fasa paduan superalloy Ni yang kompleks disimpulkan bahwa unsur-unsur utama pembentukan larutan padat matriks ℽ adalah Co, Fe, Cr, Mo, W, V, Ti, dan Al. Unsur-unsur ini meningkatkan kekuatan paduan dengan cara menghambat pergerakan dislokasi. Penguatan terjadi karena distorsi kisi dan perubahan modulus geser akibat adanya atom-atom terlarut.

b. Fasa Gamma Prime
Endapan senyawa A₃B FCC (ℽ') pada superalloy austenitik merupakan suatu senyawa yang sangat menguntungkan meskipun pada dasarnya kegunaannya dibatasi pada metriks nikel tinggi. Pada dasarnya formula endapan ℽ' ialah senyawa Ni₃Al. Senyawa ini memiliki kristal FCC dimana atom nikel menempati posisi bagian muka atom dan atom Al menempati posisi sudut (corner). Unsur-unsur yang lebih elektronegatif dari Al, seperti titanium, niobium, dan tantalum akan mensubtitusi unsur Al dalam struktur kristal Ni₃Al. Sebaliknya unsur-unsur yang lebih elektropositif seperti besi, kolbalt, akan mensubtitusi nikel. Berdasarkan diagram fasa biner Ni-Al pada gambar 6 terdapat dua jenis endapan ℽ' (Ni₃Al) yang mungkin terbentuk. Pertama, ℽ' primer yang terbentuk melalui transformasi cair-padat baik sepanjang garis liquidus maupun melalui reaksi eutektik. Kedua, ℽ' sekunder yang terbentuk melalui transformasi padat pada temperatur dibawah eutektik. Dalam paduan polikristalin, ℽ' primer umumnya terdistribusi sepanjang dan sekitar batas butir. Sedangkan ℽ' sekunder tersebut tersebar secara homogen didalam matriks dan memiliki distribusi ukuran relatif homogen.

c. Karbida
Berbagai jenis karbida dengan struktur dan morfologi yang berbeda dapat muncul dalam superalloy nikel tergantung pada komposisi paduannya. Tiga jenis utama karbida yang sering muncul dalam superalloy nikel adalah MC, M₂₃C, M₆C, dimana M mewakili satu atau lebih logam. Perlakuan panas dan kondisi operasi juga dapat mempengaruhi timbulnya karbida karbida tersebut.

Gambar 6. Diagram fasa Al-Ni

Oksidasi paduan Ni-Al akan menghasilkan oksida oksida yang terbentuk antara lain kerak NiO/NiAl₂O₄/Al₂O₃.

Pengaruh Penambahan Al Pada Paduan Fe-Ni

Penambahan Al dalam paduan Fe-Ni dimaksudkan untuk pembentukan fasa intermetalik sebagai artikel penguat. Oleh sebab itu, Al mempunyai peranan yang penting dalam pebuatan paduan ini. Akan tetapi, Al dalam paduan ini mempunyai batasan tertentu untuk menghindari paduan menjadi getas. Fasa fasa yang dapat terbentuk dalam paduan Fe-Ni-Al adalah FeAl,NiAl, dan Fe₃Al yang merupakan fasa intermetalik FeAl dan NiAl memiliki struktur kristal FCC (face centered cubic) sedangkan Fe₃Al memiliki struktur BCC (body centered cubic).

Selain itu, penambahan Al juga untuk meningkatkan ketahanan oksidasi paduan pada temperatur tinggi melalui pembentukan Al₂O₃ yang protektif dan stabil. Fasa intermetalik Fe₃Al dan FeAl dalam paduan intermetalik alumida memiliki sifat yang sangat baik pada temperatur tinggi. Kedua paduan tersebut mempunyai ketahanan oksida yang baik karena mampu membentuk kerak oksida protektif Al₂O₃ pada temperatur tinggi dan lingkungan yang korosif. Paduan intermetalik ini menunjukan laju korosi sulfidisasi yang lebih rendah dari pada paduan dengan bahan dasar besi yang lain (termasuk yang telah di coating).

Saturday, October 7, 2017

Nilai dan Norma


Nilai Pada Umumnya


     Tidak mudah untuk menjelaskan apa itu suatu nilai. Setidak-tidaknya, dapat dilakukan bahwa nilai merupakan suatu yang menarik bagi kita, sesuai yang kita cari, sesuatu yang disukai, singkatnya sesuatu yang baik.

     Menurut filsuf Jerman-Amerika, Hans jonas, nilai adalah the addresser of yes, sesuatu yang ditunjukan dengan "ya".

     Salah cara yang sering digunakan untuk menjelaskan apa itu nilai adalah memperbandingkan dengan fakta.

Berdasarkan analisis sederhana, bahwa nilai sekarang sekurang-kurangnya memiliki tiga ciri :

a. Nilai berkaitan dengan subyek, kalau tidak ada subyek yang menilai, maka tidak ada nilai juga.
b. Nilai tampil dalam sesuatu konteks praktis, dimana subyek ingin membuat sesuatu.
c. Nilai-nilai menyangkut sifat-sifat yang "ditambah" oleh subyek pada dasarnya sifat-sifat yang memiliki oleh obyek.

Banyak macam nilai, misalnya nilai ekonomis. Dalam ekonomi, pelopor ilmu ekonomi Adam Smith (1733-1790).

Nilai Moral


     Nilai pada umumnya tentu berlaku juga untuk moral. Nilai moral tidak terpisah dari nilai-nilai jenis lainnya, setiap nilai dapat memperoleh suatu "bobot moral" bila diikuti sertakan dalam tingkah laku moral. Kejujuran, misalnya merupakan suatu nilai moral, tetapi kejujuran kosong apanila tidak diterapkan pada nilai lain seperti umpamanya nilai ekonomis. Kesetiaan merupakan nilai moral, tetap harus diterapkan pada nilai manusiawi yang umum misal cinta antar suami-istri.

     Walaupun nilai normal biasanya menumpang pada nilai lain, namun ia tampak sebagai bahwa nilai baru, bahkan sebagai nilai yang paling tinggi. Berkaitan dengan tanggung jawab kita.

     Nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia, yang khusus menandai nilai moral ialah bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Karena itu harus kita katakan bahwa manusia sendiri menjadi sumber nilai moralnya. Manusia sendiri membuat tingkah lakunya baik atau buruk dari sudut moral.

Berkaitan dengan hati nurani


     Mewujudkan nilai-nilai normal merupakan "imbauan" dari hati nurani. Salah satu ciri khas nilai normal adalah bahwa hanya nilai ini menimbulkan "suara" dari hati nurani yang menuduh kita bila meremehkan atau menentang nilai nilai-nilai moral dan memuji kita bila mewujudkan nilai-nilai moral.

Mewajibkan


     Nilai-nilai normal mewajibkan kita secara absolut dan tidak bisa ditawar-tawar. Menurut filsuf Jerman, Immanuel kant (1724-1804), membedakan imperatif hipotesisi dan imperatif kategoris.

    Dalam nilai moral terkandung suatu imperatif (perintah) kategoris, sedangkan nilai-nilainya hanya berkaitan dengan imperatif hiptesis. Artinya kalau kita ingin merealisasikan nilai-nilai lain kita harus menempuh jalan tertentu. Misalnya Pemain bulu tangkis kalau ingin menjadi juara, maka ia harus berlatuh keras, syarat kalau ingin jadi juara. Sebaliknya nilai moral mengandung suatu imperatif tanpa syarat. artinya nilai moral mewajibkan kita begitu saja, tanpa syarat. Kejujuran, memerintahkan kita untuk mengembalikan barang yang di pinjam, suka tidak suka. Barang itu harus dikembalikan begitu saja, keharusan itu berlaku mutlak, tanpa syarat.

Bersifat Formal


     Kita merealisasikan nilai-nilai moral dengan mengikutsertakan nilai-nilai lain dalam suatu tingkah laku moral. Nilai moral tidak memiliki isi tersendiri, terpisah dari nilai-nilai lain. Tidak ada nilai-nilai moral yang murni, terlepas dari nilai-nilai lain. Hal ini yang dimaksudkan mengatakan bahwa nilai moral bersifat formal. Max Scheler mengungkapkan bahwa nilai-nilai moral membonceng nilai-nilai lain.

Nilai moral


     Ada banyak sekali macam norma, Misal : Norma yang menyangkut beda dan normal lain yang menyangkut tingkah laku manusia. Contohnya norma-norma teknis, pesawat boleh terbang dan kapal boleh berlayar. Jika tidak, pesawat atau kapal harus diperbaiki dulu, hingga akhirnya sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

     Norma yang menyangkut tingkah laku manusia, ada banyak. Disini dapat dibedakan yaitu norma umum yang menyangkut tingkah laku manusia sebagai keseluruhan dan norma khusus yang menyangkut aspek tertentu dari apa yang dilakukan manusia. Contohnya norma khusus, adalah norma bahasa. Tata bahasa indonesia adalah norma yang menentukan entah kita memakai bahasa dengan baik dan benar justru tidak.

     Kalau dalam berbicara atau menulis bahasa kita sesuai dengan tata bahasa, maka kita memakai bahasa indonesia dengan semestinya. Kalau tidak, pemakain bahasa indonesia kita tidak betul, karena tidak memenuhi syarat.

Ada tiga cara norma umum, yaitu kesopanan (etiket), norma hukum dan norma moral.
1. Etiket : mengandung norma yang menyatakan apa yang harus kita lakukan.
2. Norma hukum : merupakan norma penting yang menjadi kenyataan dalam setiap masyarakat.
3. Nilai moral : menentukan apakah perilaku kita baik atau buruknya dari sudut etis, karena itu norma moral adalah norma tertinggi, Norma moral menilai norma-norma lain. Relativisme tidak tahan uji.
Kebudayaan yang berbeda dapat mempunayai norma moral yang berbeda pula.

     Pendapat bahwa sesuatu perbuatan adalah baik hanya karena menjadi kebiasaan disitu lingkungan budaya, sulit untuk dipertahankan. Relativisme moral tidak tahan uji, kalau dipaksa secara mustahil, seandainya ralativisme moral itu benar. Seandainya relativisme moral besar, maka tidak terjadi bahwa satu kebudayaan mutu etis lebih tinggi atau rendah dari pada dalam kebudayaan lain. Setiap kebuyaan akan kebal terhadap kritik atas praktek-praktek moralnya. Seandainya relativisme moral besar, maka tidak mungkin terjadi kemajuan dibidang moral. Kemajuan terjadi, bila cara bertingkah laku yang buruk diganti dengan cara bertingkah laku yang lebih baik. Kesimpulan tentang relativisme moral. Perbuatan moral yang didasarkan atas nilai dan norma yang berbeda-beda tidak semua sama baiknya. Norma moral tidak relatif melainkan absolut.

Norma moral bersifat obyektif dan universal

Jika kita setuju bahwa norma moral pada dasarnya absolut, maka mudah diterima juga bahwa norma itu bersifat obyektif dan universal.

Obyektivitas norma moral


     Obyektivitas norma moral tidak boleh dimengerti sebagai pakasaan yang menyingkirkan kebebasn kita, sebagaimana dikhwatirkan satre. Norma moral menjadi norma sungguh-sungguh karena diterima dengan bebas.

Universalitas norm moral


     Kalau norma moral bersifat absolut, maka tidak boleh tidak norma itu harus universal, artinya harus berlaku dan dimana saja. Test yang paling penting yang kita miliki untuk menguji benar tidaknya norma moral adalah generalisasi norma. Norma moral adalah benar jika bisa digeneralisasikan dan tidak benar jika tidak bisa digeneralisasikan.

     Mengeneralisasikan norma moral berarti memperlihatkan bahwa norma itu berlaku untuk semua orang. Bila bisa ditunjukan bahwa suatu norma bersifat umum, maka norma itu sah sebagai norma moral. Etikawan pertama yang menekankan pentingnya generalisasi norma moral adalah Immanuel Kant. Generalisasi norma menjadi dasar bagi apa yang dalam etika dikenal sebagai the goldel rule atau "kaidah emas", teryang biasa nya dirumuskan sebagi berikut : "Hendaklah memperlakukan orang lain sebagaimana anda sendiri ingin diperlakukan".

Norma Dasar Terpenting : Martabat Manusia


     Martabat manusia selalu harus dihormati. Tidak pernah manusia boleh diperalat. Tidak pernah ia boleh dimanipulasikan demi tercapainya tujuan yang terletak di luar manusia itu. Manusia itu termasuk alam dan karena itu tidak boleh ditempatkan dalam posisi bertentangan dengan alam, karena manusia adalah sebagian dari alam, maka alam itu tidak boleh diperlakukan sebagai sarana belaka bagi keperluan manusia. Alam tidak pernah boleh dirusaki atau di habiskan atas nama martabat manusia.

Hak dan Kewajiban


     Hubungan antara hak dan kewajiban, dipandang sepintas lalu, ada hubungan anatara hak dan kewajiban. Ada hubungan timbal balik antara hak dan kewajiban, pandangan yang disebut "terori korelasi" yang dianut oleh pengikut utilitarisme. Menurut mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain dan sebaliknya. Hak yang tidak ada kewajiban yang sesuai denganya tidak bisa disebut "hak". Hak merupakan bagian penting dari etika.

Thursday, October 5, 2017

Tips Menghemat BBM

Tips Menghemat BBM


Mengapa kita harus menghemat BBM (bahan bakar minyak), ini menjadi alasan untuk  melakukannya penghematan di dalamnya yaitu tentanh bahan bakar minyak (BBM).

Sperti hal nya yang pernah anda ketahui selain kebutuhan pokok, kita juga harus memiliki kebutuhan lainnya yang diperlukan seperti penggunaan BBM.  Dikarenakan minyak dunia sempat jatuh beberapa waktu lalu akibat harga BBM menjadi meningkat. Oleh sebab itu kita harus menghemat BBM saat ini.

Jika anda sudah memikirkan cara agar hemat terhadap penggunaan BBM, tahukan anda? bahwa hal tersebut juga menjadikan anda lebih peduli dengan keselamatan bumi dan lingkungan anda. Tentu anda sudah tahu efek yang ditimbulkan dari penggunaan bahan bakar seperti ini, kurang baik bagi kelestarian alam ini.

Pada artikel ini, Anda akan diberitahu bagaimana untuk menghemat BBM saat mengemudikan kendaaraan anda. Berikut ini Tips untuk menghemat BBM:

Pastikan Mobil selalu Rapi

Apa hubangannya antara mobil yang rapi dengan menghemat BBM? sepertinya tidak ada hubungannya namun tahukah anda jika kendaraan mobil yang berantakan atau berisi berbagai macam jenis barang akan menambah berat beban dari dalam mobil tersebut. Ketika mobil yang dijalankan dengan beban yang cukup berat, tentu saja perputaran mesin mobil akan agak dipaksakan tentunya. Akibatnya, penggunaan BBM juga akan lebih boros. Oleh sebab itu anda harus kurangi barang yang tidak terpakai didalam mobil dan rapikan barang yang ada di dalam mobil anda agar tidak perlu perlu mengisi BBM yang cukup sering itu.

Janganlah Nyalakan Mesin Terus-terusan

Mesin AC mobil biasanya menjadi hal yang paling paling favorit saat anda melakukan perjalanan dengan menggunakan mobil. Namun bila posisi mobil anda sedang parkir dan tidak dijalankan sebaiknya hindari untuk menyalakan AC mobil terus menerus karena akan membakar BBM di dalamnya. Alhasil bensinnya menjadi cepat habis karena menyalakan mesin terus-menerus.


Hindari Berkendaraa Kebut-kebutan

Tahukah anda, bahwa rata-rata mobil jika dijalankan pada kecepatan 80 km/jam akan membuat BBM cepat habis. Kecepatan seperti ini biasanya digunakan saat kendaraan berada dijalan tol atau jaan bebas hambatan. Agar bisa menghemat BBM, sebaiknya gunakan kendaraan mobil kecepatan di bawah 80 km/jam.

Manfaatkan Transportasi Lain untuk Lebih Menghemat BBM

Jika anda berada di daerah kota yang sedang berkembang, dimana tersedia banyak transportasi yang memadai seperti kereta listrik atau bus, kenapa tidak anda mencobanya untuk menggunakan fasilitas tersebut untuk lebih menghemat BBM. Selain lebih hemat anda juga tidak perlu dipusingkan dengan harga BBM.

Sekian dari saya tentang artikel Tips Menghemat BBM mudah dilakukan, silakan untuk mencobanya terimakasih.

Tuesday, October 3, 2017

Gambar Teknik

Mengenal Alat Menggambar Teknik


Kertas Gambar

Kertas Gambar

Pensil dan Pena

Pensil dan Pena

Jangka

Jangka

Penggaris

Penggaris

Sablon

Sablon

Busur

Busur


Standarisasi Gambar Teknik

Standarisasi Garis Gambar

Garis Gambar : Untuk membuat batas dari bentuk suatu benda dalam gambar.
Garis Bayangan : Berupa garis putus-putus dengan ketebalan garis 1/2 tebal garis biasa. Digunakan untuk membuat batas sesuatu benda yang tidak tampak langsung oleh mata.
Garis Hati : Berupa garis "strip, titik, strip, titik" dengan ketebalan garis 1/2 garis biasa. Digunakan untuk menunjukan sumbu suatu benda yang digambar.
Garis Ukuran : Berupa garis tipis dengan ketebalan 1/2 dari tebal garis biasa.
Garis Potong : Garis ini berupa garis "strip, titik, titik, strip" dengan ketebalan 1/2 tebal garis biasa.

Penggunaan Garis

Penggunaan Garis

Penggunaan Garis

Garis-garis yang berimpit

Bila dua garis atau lebih yang berbeda-beda jenisnya berimpit, maka penggambarannya harus dilaksanakan sesuai dengan prioritas seperti berikut :

  • Garis gambar (garis tebal kontinyu, jenis A)
  • Garis tidak tampak (garis gores sedang, jenis D)
  • Garis potong (garis bertitik, yang dipertebal ujung-ujungnya dan tempat-tempat perubahan arah, jenis F)
  • Garis-garis sumbu (garis bertitik, jenis E)
  • Garis bantu, garis ukur dan garis arsir (garis tipis kontinyu, jenis B).

Skala Gambar

Skala Pembesaran : digunakan jika gambarnya dibuat lebih besar dari pada benda sebenarnya.
Skala Penuh : digunakan bilamana gambarnya dibuat sama besar dengan benda sebenarnya.
Skala Pengecilan : digunakan bilamana gambarnya dibuat lebih kecil dari pada gambar yang sebenarnya, sedangkan penunjukkannya adalah 1:X.

Tingkat pengecilan
   Pada penggunaan format DIN, tingkat pengecilan ke format DIN berikutnya dengan foto kopi ialah 70,7%, misalnya dari DIN A3 menjadi DIN A4.

Tingkat pembesaran
   Untuk pembesaran dari format DIN ke format DIN yang berikutnya yang lebih besar, digunakan tingkat pembesaran 141,4%, misalnya dari DIN A4 menjadi DIN A3. Pengecilan maupun pembesaran ini diatur secara otomatis pada mesin fotokopi.

Lebar Garis

Lebar garis dapat dipilih, sehingga pada pengecilan atau pembesaran, lebar garis normal yang diinginkan dapat muncul. Lebar dalam satuan mm.

Lebar Garis

Tinggi Tulisan

Tinggi tulisan juga dapat ditulis sedemikian rupa sehingga bila dikecilkan atau diperbesarkan dapat disesuaikan dengan yang kita inginkan. Tinggi dalam satuan mm.

Tinggi Tulisan

Menggambar Perspektif

Menggambar dengan satu titik hilang

Prospektif dengan satu titik hilang

Perspektif dengan dua titik hilang

Perspektif dengan dua titik hilang


Perspektif dengan tiga titik hilang

Perspektif dengan tiga titik hilang


Menggambar Proyeksi

Proyeksi Piktorial

Proyeksi Piktorial

Proyeksi Isometris

Proyeksi Isometris

Proyeksi Dimetris

Proyeksi Dimetris

Proyeksi Miring Sejajar

Proyeksi Miring Sejajar



Menggambar Pandangan

Macam-macam Pandangan

Macam-macam Pandangan

Pandangan Proyeksi Eropa

Pandangan Proyeksi Eropa

Pandangan Proyeksi Amerika

Pandangan Proyeksi Amerika

Simbol Poyeksi dan Anak Panah

Simbol Proyeksi dan Anak Panah

Menggambar Potongan

Gambar Potongan atau irisan fungsinya untuk menjelaskan bagian-bagian gambar benda yang tidak kelihatan.

Gambar Potongan

Penempatan Gambar Potongan

Penempatan gambar potongan

Benda-benda yang tidak boleh dipotong


Potongan Jari-jari Pejal

Potongan Dudukan Poros

Jenis Potongan

Potongan penuh dan separuh

Potongan Putar dan Sebagian
Jenis Potongan

Simbol-simbol Kelistrikan

Simbol-simbol Kelistrikan
Simbol-simbol Kelistrikan

Wiring Diagram

Sistem Pengapian
Sistem Pengisian

Sekian dari saya tentang Gambar Teknik, bila ada salah mohon dimaafkan dan terimakasih.

Dasar Proses Pemesinan

Pengecoran (CASTING)


 Pengecoran (casting) adalah suatu proses penuangan material cair seperti logam atau plastik yang dimasukan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau dipecah-pecah untuk dijadikan komponen mesin

Logam cair sedang dituangkan ke dalam cetakan

 Proses pengecoran dibagi dua expandable (dapat diperluas) dan Nonexpandable (tidak dapat diperluas).

Pembuatan Cetakan Manual

Pembuatan Cetakan Manual

Pengolahan Pasir Cetak

• Penggilingan Pasir
• Pencampuran Pasir
• Pengayakan
• Pemisahan Magnetis
• Pendinginan Pasir

Pengecoran Cetakan Ekspandable (Expandable Mold Casting)

 Expandable mold casting adalah sebuah klasifikasi generik yang melibatkan pasir, plastik, tempurung, gips, dan investment molding (teknik lost-wax). Metode ini melibatkan penggunaan cetakan sementara dan cetakan sekali pakai.

Pengecoran Dengan Pasir (SAND CASTING)

Pengecoran logam pada cetakan pasir

Pengecoran Dengan Gips (PLASTER CASTING)

 Pengecoran dengan gips hampir sama dengan pengecoran dengan pasir kecuali pada bagian gips diubah dengan pasir. Campuran gips pada dasarnya terdiri dari 70-80% gipsum dan 20-30% penguat gipsum dan air.

Pengecoran Gips, Betton, atau Plastik Resin

 Menggunakan pengecoran beton, bukan pengecoran gips, memungkinkan kita untuk membuat ukiran, pancuran air, atau tempat duduk luar ruangan. Selanjutnya adalah membuat meja cuci (washstands) yang menarik, washstands dan shower stalls dengan perpaduan beraneka ragam warna akan menghasilkan pola yang menarik seperti yang tampak pada kelereng/ravertine.

Pengecoran Sentrifugal (CENTRIFUGAL CASTING)

 Pengecoran sentrifugal membentuk dayanya sendiri menggunakan cetakan pasir yang diputar dengan kecepatan konstan.

Turbin air produk hasil pengecoran logam

DIE CASTING

 Die casting adalah proses pencetakan logam dengan menggunakan penekanan yang sangat tinggi pada suhu rendah.

Die casting

Salah satu produk die casting
Salah satu produk die casting

Kecepatan Pendinginan

 Kecepatan di saat pendinginan cor mempengaruhi properti, kualitas dan mikrostrukturnya. Kecepatan pendingin sangat dikontrol oleh media cetakan.

Mengenal Proses Pemesinan

Proses Pemesinan

Proses pemesinan = Proses pemotongan logam ini,
  • Proses pemotongan dengan mesin pres
  • Proses pemotongan konvensional dengan mesin perkakas
  • Proses pemotongan nonkonvensional.
Proses pemotongan dengan menggunakan mesin pres : penggunting (shearing), pengepresan (pressing) dan penarikan (drawing, elongating).

Proses pemotongan konvensional dengan mesin perkakas meliputi proses bubut (turning), proses frais (milling), dan sekrap (shaping).

Proses pemotongan nonkonvensional contohnya dengan mesin EDM (Electrical Discharge Machining) dan wire cutting.

Beberapa proses pemesinan :
1. Bubut (Tuming/Lathe)
2. Frais (Milling)
3. Sekrap (Planning, Shaping)
4. Gurdi (Drilling)
5. Gerinda (Grinding)
6. Bor (Boring)
7. Pelubang (Punching Press)
8. Gerinda Permukaan (Surface Grinding)

Proses Pemesinan

Pembentukan Beram (CHIPS FORMATION)

Jenis-jenis dan bentuk beram proses pemesinan pada saat mulai terbentuk.

Jenis dan Bentuk Beram Proses Pemesinan

Beberapa bentuk beram hasil proses pemesinan

Bentuk Beram Hasil Proses Pemesinan

Dua dimensi terbentuknya beram (chips)

Dua dimensi terbentuknya beram (chips)

Daerah pemotongan yang digambarkan dengan garis-garis arusnya. Ketika bahan benda kerja bergerak dari material yang utuh ke daerah geser, kemudian terpotong, dan selanjutnya menjadi beram.

Daerah Pemotongan

Gambar sketmatis terbentuknya beram yang dianalogikan dengan pergeseran setumpuk kartu.

sketmatis terbentuknya beram

Proses Pengerjan Panas

Pengerolan (Rolling)


Mesin pengerolan (rolling)

Batang baja yang membara, diubah bentuknya menjadi produk berguna melalui pengerolan.

Penempaan (Forging)

Penempaan palu, penempaan timpa, penempaan upset, penempaan tekan, dan penempaan rol. Salah satu akibat dari proses pengolahan adalah penghalusan butir yang disebabkan rekristalisasi.

Sekian dari saya kurang lebih mohon maaf artikel tentang Dasar Proses Pemesinan ini.