Thursday, June 15, 2017

Perbedaan Bahan Bakar Bensin dan Bahan Bakar Mesin Diesel

Bahan bakar bensin

     Bensin mengandung hidrokarbon yang mudah terbakar. Umumnya bahan ini digunakan untuk mesin dengan pengapian Busi seperti pada mesin bensin.

a. Sifat utama bensin

     Beberapa Sifat utama bensin antara lain:
  • mudah menguap pada temperatur normal;
  • tidak berwarna, tembus pandang, dan berbau;
  • mempunyai titik nyala rendah (-10⁰C sampai dengan -15⁰C);
  • mempunyai berat jenis yang rendah (0,60 sampai 0,78);
  • dapat melarutkan oli dan karet;
  • menghasilkan jumlah panas yang besar (9,500 - 10,500 kcal/kg);
  • sedikit meninggalkan karbon setelah dibakar.

b. Syarat - syarat bensin

      Kualitas berikut ini diperlukan oleh bensin untuk memberikan kerja mesin yang lembut.

1)  Mudah terbakar

      Pembakaran serentak di dalam ruang bakar dengan sedikit efek ketukan (knocking).

2)  Mudah menguap

      Bensin harus mampu membentuk uap dengan mudah untuk memberikan campuran udara bahan bakar dengan tepat saat menghidupkan mesin yang masih dingin.

3)  Tidak beroksidasi dan bersifat pembersih

      Sedikit mengalami perubahan kualitas dan perubahan bentuk selama di simpan. Selain itu, bensin juga harus mencegah pengendapan pada sistem intake.

C. Nilai oktan

      Nilai oktan (octane number) adalah ukuran bahan bakar bensin terhadap anti-knock characteristic. Bensin dengan nilai oktan tinggi akan lebih tahan terhadap timbulnya engine knocking dibanding dengan nilai oktan yang rendah.
      Ada dua cara yang digunakan untuk mengukur nilai oktan: research method dan motor method. Research method merupakan cara yang paling umum digunakan, dan spesifikasi nilai oktannya ditetapkan dengan istilah "RON'' (Research Octane Number).
      Bensin dengan nilai Oktan 90 umumnya disebut bensin biasa dan yang nilai oktannya lebih dari 95 disebut "oktan tinggi", atau "super", atau "premium". Mesin yang mempunyai perbandingan kompresi tinggi, memerlukan bahan bakar bensin yang mempunyai nilai oktan tinggi untuk menghilangkan knocking dan menghasilkan putaran yang lembut.
      Ada sedikit kerugian menggunakan bensin bensin beroktan tinggi pada mesin biasa yang mempunyai perbandingan kompresi rendah. Bensin "oktan tinggi" dan "biasa" banyak tersedia pada stasiun pompa bensin.

Bahan bakar mesin diesel

     Bahan bakar mesin diesel biasanya disebut gas oli, atau light oil, atau solar. Bahan bakar berikut ini merupakan suatu campuran hidrokarbon yang didestilasi setelah bensin dan minyak tanah dari minyak mentah pada temperatur 200⁰C sampai 340⁰C.

a.  Sifat Utama Solar

      Beberapa sifat utama solar antara lain:
  • tidak berwarna atau sedikit kekuning-kuningan dan berbau;
  • encer dan tidak menguap di bawah temperatur normal;
  • mempunyai titik nyala tinggi (40⁰ - 100⁰C);
  • terbakar spontan pada 350⁰C, sedikit di bawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500⁰C;
  • mempunyai berat jenis 0,82-0,86;
  • menimbulkan panas yang besar (sekitar 10.500 kcal/kg);
  • mempunyai kandungan sulfur lebih besar di banding bensin;
  • solar juga bersifat sebagai pelumas, sedangkan bensin tidak. Apabila bensin dipakai dalam mesin diesel ini, maka akan merusak pompa injeksi dan nosel. Oleh karena itu, jangan lakukan kesalahan saat mengisi bahan bakar.

b.  Syarat - Syarat Solar

1)  Mudah terbakar

      Waktu tertundanya pembakaran harus pendek (singkat), sehingga mesin mudah dihidupkan. Solar harus memungkinkan mesin berkerja lembut dengan sedikit efek ketukan ( knocking).

2)  Tetap encer pada suhu dingin (tidak mudah membeku)

     Solar harus tetap cair pada temperatur rendah, sehingga mesin akan mudah dihidupkan dengan berputar lembut.

3)  Daya pelumasan

     Solar juga berfungsi sebagai pelumas untuk pompa injeksi dan nosel. Oleh karena itu, solar harus mempunyai sifat daya pelumas yang baik.

4)  Kekentalan

      Solar harus mempunyai kekentalan yang memadai, sehingga dapat disemprotkan oleh injektor.

5)  Kandungan sulfur

     Sulfur merusak pemakaian komponen mesin. Oleh karena itu, kandungan sulfur solar harus sekecil mungkin.

6)  Stabil

     Tidak berubah dalam kualitas, tidak mudah larut dan lain- lain selama disimpan.

C.  Kemampuan penyalaan (ignitability)

       Misalkan kita teteskan gas oil dan bensin diatas lempengan besi yang di panaskan. Bensin akan mudah menguap dengan cepat dan tidak terbakar, sedangkan gas oil akan cepat menyeburkan api atau terbakar (lihat gambar 1.9). Itulah yang disebut ignitability. skala yang menunjukkan ignitability adalah nomor cetana (cetane number).

Kemampuan penyalaan solar dan bensin
Gambar 1.9
Kemampuan penyalaan Solar dan Bensin

d. Nomor cetana (Cetane number)

     Bahan bakar yang mengandung centane number tertinggi menghasilkan ketukan diesel (diesel knocking) yang paling sedikit. Begitu juga ignition lag (penundaan pengapian) panjang atau pendek, dinyatakan oleh cetane number. Bagaimana cara menentukan cetane number? Cetana yang normal (C₁₆H₃₄) dengan ignition lag yang pendek dinyatakan ber-cetane number 100, sedangkan alpha methil napthalene (C₁₁H₁₀) dengan ignition lag yang panjang dinyatakan ber-cetane number 0. Campuran itu digunakan sebagai bahan bakar standart, dalam suatu test yang digunakan oleh mesin CFR (Cooperation Fuel Research). Nilai volume (%) normal cetana yang di campur dalam bahan bakar, sama dengan ignitability pada sampel, dinyatakan sebagai cetane number. Cetane number gas oil yang biasa diperdagangkan untuk mesin diesel sekitar 45 sampai dengan 50.
 

No comments:

Post a Comment